Sabtu, 24 Juli 2010

Suara Rakyat = Suara Tuhan atau Suara Setan?

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A'raaf: 96)

“VOX POPULI VOX DEI”. Ungkapan dari bahasa latin yang berarti “Suara rakyat adalah suara Tuhan” ini sering muncul ketika masa-masa menjelang dan sesudah pemilihan umum.

Ungkapan tersebut sring digunakan untuk menjustifikasi hasil pemilihan umum, agar siapapu yang terpilih melalui mekanisme pemilihan umum haruslah diterima dengan lapang dada, karena dia dipilih oleh rakyat, sedangkan pilihan rakyat adalah pilihan Tuhan.

Bagi para pendukung fanatik demokrasi, ungkapan itu dianggap benar seratus persen, meski mereka tak pernah tahu ‘nabi’ mana yang mengeluarkan sabda demikian.

Bagi kita ummat Islam, tidak ada keharusan sama sekali utnuk membenarkan dan mempercayai ungkapan itu. Sebab kalimat itu tidak datang dari Allah dan Rasulullah. Tetapi juga tidak ada keharusan untuk menolaknya. Karena kalimat itu bisa benar dan bisa salah, tergantung bagaimana performa rakyat yang memberikan suara itu.

Jika rakyat negeri ini adalah rakyat yang melek politik, serta sungguh-sungguh beriman dan bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, seperti yang Allah gambarkan dalam ayat al Quran tersebut di atas, tentu Allah tidak segan-segan utnuk menuntun mereka memilih pemimpin yang terbaik. Mereka tidak mempan ditipu dan disuap oleh politisi busuk. Jika kondisi rakyat kita seperti itu, bolehlah kalau dikatakan suara rakyat senada dengan suara Tuhan.

Masalahnya, negeri ini juga dihuni oleh rakyat yang jahiliyah dan buta politik. Di dalam kelompok ini ada koruptor, penipu, pencoleng, perampok, pezina, pemabuk, penindas, pemeras, dan sebagainya. Mereka adalah orang-orang yang selama ini melupakan Tuhan dalam hidupnya. Mereka adalah pengikut-penikut setan dan hamba politisi busuk. Mana sudi Allah ‘menitipkan’ suaranya pada rakyat yang jahiliyah seperti itu? Justru suara setanlah yang sesungguhnya berada di balik suara mereka.

Karena itu, jika rakyat Indonesia masih mempercayai sistem demokrasi, maka menjadi agenda penting bagi kita untuk terus berusaha mencerdaskan rakyat serta meningkatkan keimanan dan ketakwaannya. Karena hanya dengan begitu suara rakyat bisa merepresentasikan suara Tuhan, bukan suara setan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

be responsible with your comment....