Selasa, 22 Januari 2013

Abu Jafar al-Manshur: Membangun Baghdad, Pusat Khilafah dan Peradaban

Meski dia Khalifah kedua dari Khilafah Abbasiyyah, tetapi dialah pendiri yang sesungguhnya Khilafah Abbasiyyah, yang menjadi mercusuar dunia, pusat peradaban, kebudayaan dan ibukota dunia selama 5 abad. Meski menjadi khalifah di masa transisi, dari Bani Umayyah ke Bani Abbasiyyah, dia berhasil melewati semua rintangan dengan bijak dan gemilang. Dia akhirnya berhasil membangun sebuah negara dengan kesadaran total, kerja keras yang luar biasa, dan politik yang bijaksana. 

Dia menjadi Khalifah sejak Dzulhijjah 136 H/Juni 754 M ketika berusia 41 tahun. Dia memindahkan ibukota Khilafah dari Damaskus, Suriah, ke Baghdad, Irak. Baghdad dipilih sebagai ibukota baru untuk membuka lembaran sejarah baru Khilafah yang jauh dari sejarah kelam di masa lalu. Dipilihlah Baghdad, tempat yang terletak di Pantai Dajlah. Dialah yang meletakkan batu pertama pembangunan kota itu pada tahun 145 H/762 M. Dengan mempekerjakan sejumlah insinyur senior dan pekerja, hanya dalam waktu 4 tahun dia merampungkan pembangunan Kota Baghdad sehingga secara resmi ibukota Khilafah dipindahkan ke sana tahun 149 H/766 M. Khalifah, istri dan apatur administrasi negara dipindahkan ke sana pada tahun yang sama. Kota Baghdad pun dia beri gelar dengan Madinatu as-Salam (Kota Keselamatan). Tidak hanya itu, dia pun memperluas tepi barat Sungai Dajlah pada tahun 151 H/768 M dengan mendirikan kota baru di bagian timurnya dengan nama Rashafah. Di kota ini, dia membangun benteng, parit, masjid dan istana. 

Peninggalan al-Manshur yang spektakuler untuk pengembangan sains dan teknologi, serta pusat peradaban adalah Baitu al-Hikmah. Ini merupakan tempat yang terletak di jantung istana Khilafah, di Baghdad. Dia sendiri yang mengurus Baitu al-Hikmah, yang sekaligus menujukkan perhatian yang luar biasa pada sains, teknologi dan para ulama dan intelektualnya. Melalui Baitu al-Hikmah ini dia melakukan proyek penerjemahan buku-buku peninggalan Yunani Kuno, seperti kedokteran, teknis engineering, matematika dan astronomi ke dalam bahasa Arab. Di antara penerjemah itu ada juga orang Kristen. Baitu al-Hikmah ini tetap bertahan hingga Baghdad diluluhlantakkan oleh tentara Mongol tahun 656 H/1258 M.

Untuk mempertahankan negaranya, setelah pilar-pilarnya berdiri kokoh, al-Manshur pun mulai melakukan ekspansi ke luar negeri khususnya menghadapi Bizantium. Akhirnya, Bizantium pun meminta dilakukan perjanjian damai pada tahun 149 H/766 M, dan permintaan itupun dipenuhi oleh sang Khalifah. Meski tampak sikap Khalifah al-Manshur begitu tegas dan garang, tetapi dia senantiasa mendengarkan pandangan ulama dan menerima mereka dengan lapang dada, meski terdengar keras. Itulah yang dia tunjukkan kepada Sufyan at-Tsauri, Amru bin Ubaid, Ibn Abi Dzuaib, al-Auzai dan lain-lain. Adapun sikap dia yang tegas terhadap Imam Abu Hanifah dan Malik, karena di mata sang Khalifah, kedua ulama ini dianggap sebagai pendukung Alawiyah. Khalifah agung ini pun meninggal dunia pada 6 Dzulhijjah 158 H/7 Oktober 755 M, ketika sedang berihram untuk haji dan umrah. Dia dimakamkan di makam al-Mala (Sumur Maimun), di atas kota Makkah.[]

Kamis, 17 Januari 2013

Mengenal Ilmu Kebumian

Ilmu kebumian ialah nama untuk kumpulan ilmu sains yang mempelajari atau berusaha untuk memahami bumi beserta obyek tetangganya di ruang angkasa. Yaitu termasuk di dalamnya geologi, oseanografi, meteorologi, dan astronomi.

Geologi, ialah sebuah kata yang secara bahasa berarti “ilmu yang mempelajari bumi”. Secara tradisional, geologi dibagi menjadi 2 aspek, fisik dan sejarah.

Geologi fisik membahas mengenai material penyusun bumi dan untuk memahami proses yang bekerja pada permukaan dan di bawah permukaan bumi. Bumi ialah planet yang sangat dinamis, akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Gaya dari dalam menghasilkan gempabumi, membentuk pegunungan, dan struktur vulkanik. Di permukaan, proses eksogenik memecah batuan dan mengikisnya pada daerah yang luas untuk membentuk bentang alam. Efek erosi oleh air, angin, dan es menghasilkan bentang alam yang sangat bervariasi. Karena batuan dan mineral terbentuk dengan merespon proses yang terjadi di dalam dan permukaan bumi, maka menginterpretasi batuan dan mineral merupakan dasar untuk memahami planet bumi.

Berbeda dengan geologi fisik, geologi sejarah merupakan bagian yang membahas asal-usul bumi serta perkembangannya selama 4,5 miliar tahun. Dengan bagian ini, kita berusaha untuk menyusun kronologi secara berurutan perubahan berkali-kali dalam fisik dan biologi yang terjadi pada kondisi geologi yang lampau. Studi mengenai geologi fisik secara logis dilakukan lebih dahulu dibanding geologi sejarah, karena kita harus terlebih dahulu memahami cara bumi bekerja baru kemudian berusaha  mengungkap masa lalu dari bumi.

Ilmu kedua ialah oseanografi. Oseanografi sebenarnya bukan merupakan ilmu yang terpisah dan berbeda dengan ilmu yang lain.  Namun, melibatkan aplikasi dari semua sains dalam studi yang komprehensif dan saling berhubungan dalam semua aspek. Oseanografi mengintegrasikan ilmu kimia, fisiki, geologi, dan biologi. Yang mencakup studi mengenai komposisi dan pergerakan air laut, proses yang bekerja di pantai, topografi dasar laut, dan kehidupan laut.

Meteorologi, membahas mengenai campuran dari gas-gas yang terikat bersama planet bumi akibat gravitasi dan mengalami penipisan seiring bertambahnya ketinggian. Dengan dipengaruhi oleh gerakan bumi dan energi dari matahari, atmosfer, yang tidak berbentuk dan tidak dapat terlihat, memberikan reaksi dengan menghasilkan variasi cuaca, yang berjumlah tidak berhingga, yang akhirnya membentuk pola dasar dari iklim global. Meteorologi ialah ilmu yang mempelajari atmosfer dan proses yang menghasilkan cuaca dan iklim. Sama halnya dengan oseanografi, meteorologi melibatkan aplikasi dari berbagai macam disiplin ilmu dalam studi yang terintegrasi mengenai lapisan tipis udara yang mengelilingi bumi.

Ilmu astronomi, mendemonstrasikan bahwa pemahaman mengenai bumi mengharuskan kita untuk menghubungkan planet kita dengan alam semesta yang lebih besar. Karena bumi terkait dengan semua benda lain di ruang angkasa, ilmu astronomi - studi alam semesta - sangat berguna dalam menyelidiki asal-usul dari lingkungan kita sendiri. Karena kita begitu mengenal dekat dengan planet dimana kita hidup, mudah untuk menganggap bahwa bumi hanyalah sebuah objek kecil di alam semesta yang luas. Memang, bumi tunduk pada hukum fisika yang sama yang mengatur benda-benda lain yang mengisi hamparan luas ruang angkasa. Sehingga untuk memahami mengenai awal pembentukan planet Bumi, kita perlu untuk mempelajari anggota lain dari tata surya. Selain itu, akan sangat membantu untuk melihat tata surya sebagai bagian dari kumpulan besar bintang yang terdiri dari galaksi kita, yang pada gilirannya hanyalah salah satu dari banyak galaksi.

Memahami ilmu kebumian adalah sesuatu yang menantang karena planet kita adalah tubuh yang dinamis dengan banyak bagian yang berinteraksi dan memiliki sejarah yang kompleks. Sepanjang keberadaannya yang telah sangat lama, bumi telah mengalami perubahan. Bahkan, perubahan itu terjadi ketika Anda membaca halaman ini dan akan terus terjadi hingga masa mendatang. Terkadang perubahannya terjadi dengan cepat dan keras, seperti ketika badai, tanah longsor, atau terjadi letusan gunung berapi. Perubahan terjadi secara bertahap dan tanpa disadari selama seumur hidup manusia. Skala ukuran dan ruang juga sangat bervariasi antara fenomena dipelajari dalam ilmu kebumian.

Ilmu kebumian sering dianggap sebagai ilmu yang dilakukan diluar ruangan, dan memang demikian. Banyak dari penelitian ilmuwan kebumian didasarkan pada pengamatan dan percobaan yang dilakukan di lapangan. Tapi penelitian ilmu kebumian dapat juga dilakukan di laboratorium, di mana, misalnya, studi berbagai material bumi yang memberikan informasi mengenai banyak proses yang fundamental, dan pembuatan model komputer yang rumit perlu untuk mensimulasikan sistem iklim planet kita yang rumit. Seringkali, para ilmuwan Bumi membutuhkan pemahaman dan penerapan pengetahuan serta prinsip-prinsip dari fisika, kimia, dan biologi. Geologi, oseanografi, meteorologi, dan astronomi adalah ilmu yang berusaha untuk memperluas pengetahuan kita tentang dunia alam dan tempat kita tinggal di dalamnya.

Minggu, 13 Januari 2013

Sebuah Dunia

Bayangkan sebuah dunia dimana semua orang berlomba-lomba untuk meraih ridha dan kecintaan Sang Khaliknya, Allah azza wa jalla. Ketika pemimpinnya berkata, “Fulanah akan memasuki surga pertama kali di antara kalian”, maka semua orang sibuk mencari tahu siapa dia dan apa yang menyebabkan dia menerima kemuliaan itu. Itulah masyarakat yang menjadikan surga sebagai kenikmatan yang paling nikmat. Dan neraka sebagai siksaan yang paling tidak diingini. Perkataan Rasul ialah kebaikan yang harus diikuti. Serta kehalalan dan keharaman menjadi standar dalam memilih sikap.

Dunia yang pemimpinnya memimpin dengan penuh tanggung jawab karena sadar bahwa rakyat yang dipimpinnya ibarat domba gembalaan yang harus diurusi dan sadar bahwa ia akan dimintai pertanggungjawaban.

Dunia yang pejabat publiknya dengan pekerjaannya menjadikannya sebagai pelayan yang melayani masyarakat.

Dunia yang pedagangnya bersungguh-sungguh dalam menjualkan barang dagangannya, karena ia sadar 
bahwa rizqi Allah sangatlah luas. Dan sangat menjaga diri dari kecurangan dalam perdagangan, karena ia sadar bahwa kecurangan itu membuahkan kecelakaan di hari berbangkit.

Dunia yang para dokternya bersungguh-sungguh untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit, karena mereka sadar bahwa kesembuhan ialah milik Allah dan manusia wajib berikhtiar dalam usaha yang manusia mampu.

Dunia yang para ilmuwannya bersungguh-sungguh untuk menghasilkan penemuan baru, karena mereka sadar itu termasuk shadaqah jariyah yang tidak akan terputus, semata-mata untuk keselamatan di hari berbangkit.

Dunia yang tentara-tentaranya tidak pernah lelah untuk berlatih dan tidak takut menghadapi kematian di medan perang, karena mereka sadar syahid ialah berarti kehidupan yang lebih panjang.

Dunia yang para gurunya bersungguh-sungguh untuk mendidik muridnya semata-mata agar muridnya paham apa yang harus mereka lakukan di dunia dalam rangka menaati Allah dengan berbagai macam aktivitas dan profesi.

Dunia yang para suami dan istri sama-sama memahami hak dan kewajibannya, serta mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholeh, karena mereka sadar bahwa do’a anak yang sholeh ialah amal jariyah bagi orang tuanya.

Inilah dunia yang dibangun atas kesadaran. Kesadaran yang Islami. Kesadaran yang dilandasi oleh aqidah Islam. Sadar siapa diri ini, dari mana berasal, dan hendak kemana setelah dunia ini berakhir.

Sabtu, 05 Januari 2013

Formasi Sangkarewang


Penamaan Formasi Sangkarewang pertama diperkenalkan oleh SIlitonga dan Kastowo pada tahun 1975 dan diresmikan oleh Koesoemadinata dan Matasak pada tahun 1981.

Litologi
Sangkarewang merupakan formasi pembawa bitumen padat, terdiri dari serpih yang berselang seling dengan batulanau dan batupasir berbutir halus sampai kasar.
  • Serpih berwarna abu-abu tua kehitam-hitaman sampai kecoklat-coklatan, karbonan, kadang-kadang dijumpai sisipan tipis atau pita-pita batubara, mengandung material karbonan, mika pirit, dan sisa tanaman.
  • Batulanau berwarna abu-abu sampai abu-abu tua, keras.
  • Batupasir berwarna abu-abu muda, berbutir halus sampai kasar, kadang-kadang konglomeratan sampai breksian, komponennya terdiri dari kuarsa dan feldpar, sub angular sampai sub rounded, di beberapa tempat membentuk “graded bedding”, struktur sedimen yang terlihat adalah “parallel lamination”, “cross bedding”, “convolute” dan “load cast”.
Perbandingan antara serpih dan batupasir di daerah Kumbayau sampai Sungai Sangkarewang hampir seimbang, di bagian atas batupasir lebih dominan kebagian bawah batupasirnya makin kurang. Formasi Sangkarewang dibagian selatan yaitu daerah Sapan sampai Sungai Sumpahan didominasi oleh serpih, sedangkan batupasir halus yang hadir hanya sebagai sisipan saja, selain itu terdapat rekahan-rekahan yang diisi oleh kalsit.
Formasi Sangkarewang diendapkan secara tidak selaras di atas batuan Pra-Tersier, menjari dengan Formasi Brani dan bagian atas Formasi Sangkarewang menjari dengan Formasi Sawahlunto. Formasi ini dikenal karena keterdapatan fosil ikan air tawar. Menurut Koesoemadinata dan Matasak, Formasi Sangkarewang berumur Paleosen sampai Eosen. (Koesoemadinata dan Matasak, 1981). Namun menurut P.H. Silitonga dan Kastowo Formasi Brani dan Sangkarewang berumur Eosen-Oligosen. (Amarullah, 2007).

Stratigrafi Cekungan Ombilin (Amarullah, 2007)

Umur dan Kandungan Fosil
Formasi Sangkarewang mengandung banyak sekali fosil fauna, termasuk ikan air tawar, yang menarik bagi para ahli geologi dan paleontology sejak abad ke-19 (Gunther, 1876 dan Musper, 1935, dalam Koning 1985). Fosil ikan air tawar tersebut ialah Musperia Radiata (Herr) dan  Scleropagus (Koesoemadinata dan Matasak, 1981). Selain itu ditemukan pula fosil tulang burung Protoplotus beauforti, yang sangat berguna dalam interpretasi lingkungan purba, karena merupakan representasi bukti tertua dari kerabat snake bird atau darter (sejenis pelikan) yang pada masa kini hidup di lingkungan tropis basah (Rich dan Marino – Hadiwardoyo, 1977, dalam Koning 1985). Dengan analisis palinologi, diperoleh indikasi bahwa Formasi Sangkarewang kemungkinan berumur Eosen atau pra-Eosen (kelimpahan Verrucatosporites, Monocolpites, dan kehadiran Echitriporites trianguliforms, Ephedripites) – (JICA, 1979, dalam Koesoemadinata dan Matasak, 1981).

Lingkungan Pengendapan
Formasi Sangkarewang merupakan endapan lacustrine. Ini diindikasikan oleh hubungan menjari Formasi Sangkarewang dengan Formasi Brani, yang merupakan endapan alluvial fan; struktur laminasi tipis; dan keberadaan fosil air tawar. Perselingan batupasir merupakan endapan turbidit ketika sedimen memasuki danau. Dan keberadaan struktur slump menunjukkan terjalnya lereng di dekat tepi danau.

Aspek Tektonik
Pengendapan Formasi Sangkarewang dan Formasi Brani, yang ekivalen secara lateral, terjadi di cekungan yang mengalami pull-apart. Hal ini diyakini bahwa sejarah awal geologi Cekungan Ombilin merupakan urutan kejadian yang sama dengan membukanya system graben di Sumatera Tengah, Selatan, dan Utara. Cekungan Ombilin awalnya merupakan salah satu dari rangkaian sesar pembatas graben, atau half-graben tersebut, dalam satu sistem extensional rift. Kecepatan pengendapan di Cekungan Ombilin hampir seimbang dengan kecepatan penurunan (subsidence) dasar cekungan, dan Formasi Sangkarewang menunjukkan indikasi ini. Terlihat dari adanya akumulasi sedimen homogeny yang tebal, di sumur eksplorasi Sinamar No.1. Dan suplai sedimen serta drainase cekungan juga terbentuk sedemikian rupa sehingga cekungan tidak menjadi rawa-rawa yang terisolasi.

Referensi:
Koning, T.. 1985. Petroleum Geology of The Ombilin Intermontane Basin, West Sumatra. Proceedings Indonesian Petroleum Association, 14th Annual Convention, October, 1985, p.117-137
Koesoemadinata, R.P. dan Matasak, Th.. 1981. Stratigraphy and Sedimentation Ombilin Basin Central Sumatra (West Sumatra Province). Proceedings Indonesian Petroleum Association, 10th Annual Convention, May, 1981, p.217-249
Fletcher dkk.. 1993. Ombilin Basin Field Guide Book, Post Convention Field Trip, Indonesian Petroleum Association.
Amarullah, Deddy. 2007. Potensi Kandungan Minyak dalam Endapan Bitumen Padat Daerah Talawi, Kota Sawah Lunto, Provinsi Sumatera Barat. Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan dan Non Lapangan. Pusat Sumber Daya Geologi.