Sabtu, 09 Oktober 2010

Yang Namanya Seni


Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Manusia menciptakan ilmu seni untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memang sangat mencintai keindahan dan keelokan.

Namun, akhirnya manusia menemukan tujuan yang lebih fungsional dari diciptakannya seni, yaitu untuk mempermudah manusia dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga lahirlah apa yang dikenal dengan ilmu desain, yaitu ilmu yang digunakan untuk mendesain suatu barang agar lebih berguna dan lebih elok untuk dipandang.


Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Sehingga seni tidak melulu berhubungan dengan barang-barang karya seni, tapi juga dalam bentuk koreografi dan sajak kata-kata.

Dengan itu, seni pun menjadi alat untuk berekspresi dan mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berbeda, ya seperti dengan koreografi ataupun syair. Artinya, seni menjadi bagian dari cara hidup manusia, karena semakin modern, seni menjadi alat untuk berekspresi dan semakin sulit untuk memisahkan kehidupan manusia dengan seni.

Makanya tidak heran kita mengetahui ada semacam motto, " tanpa seni hidup tak akan bermakna".
Seiring dengan semakin modernnya kehidupan, tentunya peradaban dan keberadaban manusia pun harus meningkat, meninggalkan segala jenis ketidakberadaban yang pernah manusia lakukan pada masa sebelum sekarang.

Namun, kenyataan yang sering terlihat sekarang, begitu banyak hal-hal yg justru dalam acuan norma kesopanan dan kesusilaan tergolong tidak baik begitu sering ditampilkan dan diapresiasi dengan sangat baik.
Tidak terhitung entah berapa banyak karya-karya seni yang mengandung unsur pornografi sejenis patung-patung yang dibuat tidak berbusana begitu mudah untuk dibanggakan dan tanpa penentangan dari orang-orang sekitar dipajang untuk menjadi pemandangan umum.

Dengan hanya bermodalkan argumentasi bahwa itu adalah karya seni yang seharusnya diapresiasi. Juga dengan alasan bahwa dunia seni adalah dunia yang tanpa garis yang jelas, semua karya seni adalah benar, tergantung cara pandang.
Jika kita kembali kepada awalnya, bahwa seni juga digunakan untuk berekspresi dan menuangkan gagasan, berarti karya seni yang diproduksi merupakan ekspresi dari gagasan yang ingin disampaikan oleh seorang seniman.

Berarti pula, apabila ada karya seni yang mengandung unsur pornografi, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa si seniman memang berpikiran jorok. Atau kalo misalkan karya seni itu kita konversi menjadi bentuk kata-kata, maka si seniman sedang mengeluarkan kata-kata jorok.

Bah, di mana keberadaban manusia yang konon katanya adalah makhluk yang bijak?
Belum lagi dengan bermacam-macam kasus tentang tarian erotis di panggung hiburan dan media massa, nyanyian-nyanyian dengan kata-kata vulgar tanpa malu-malu, dan foto model dengan serba aurat terbuka, dengan hanya berargumentasi, "itu karya seni".

Saya tidak mau berpanjang lebar lagi. Yang ingin saya ungkapkan adalah, Seni itu hanyalah ilmu alat/pelengkap untuk memudahkan kehidupan dan berekspresi. Sekadar alat, dan bukan menjadi tujuan hidup manusia. Maka jangan sekali-kali menjadikan seni sebagai tuhan yang bisa membenarkan apapun demi seni itu sendiri. Karena kita telah punya Tuhan Yang Maha Esa.

Yang Namanya Seni

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Manusia menciptakan ilmu seni untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memang sangat mencintai keindahan dan keelokan. Namun, akhirnya manusia menemukan tujuan yang lebih fungsional dari diciptakannya seni, yaitu untuk mempermudah manusia dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga lahirlah apa yang dikenal dengan ilmu desain, yaitu ilmu yan digunakan untuk mendesain suatu barang agar lebih berguna dan lebih elok untuk dipandang.

Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Sehingga seni tidak melulu berhubungan dengan barang-barang karya seni, tapi juga dalam bentuk koreografi dan sajak kata-kata. Dengan itu, seni pun menjadi alat untuk berekspresi dan mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berbeda, ya seperti dengan koreografi ataupun syair. Artinya, seni menjadi bagian dari cara hidup manusia, karena semakin modern, seni menjadi alat untuk berekspresi dan semakin sulit untuk memisahkan kehidupan manusia dengan seni. Makanya tidak heran kita mengetahui ada semacam motto, " tanpa seni hidup tak akan bermakna".

Seiring dengan semakin modernnya kehidupan, tentunya peradaban dan keberadaban manusia pun harus meningkat, meninggalkan segala jenis ketidakberadaban yang pernah manusia lakukan pada masa sebelum sekarang. Namun, kenyataan yang sering terlihat sekarang, begitu banyak hal-hal yg justru dalam acuan norma kesopanan dan kesusilaan tergolong tidak baik begitu sering ditampilkan dan diapresiasi dengan sangat baik.

Tidak terhitung entah berapa banyak karya-karya seni yang mengandung unsur pornografi sejenis patung-patung yang dibuat tidak berbusana begitu mudah untuk dibanggakan dan tanpa penentangan dari orang-orang sekitar dipajang utnuk menjadi pemandangan umum. Dengan hanya bermodalkan argumentasi bahwa itu adalah karya seni yang seharusnya diapresiasi. Juga dengan alasan bahwa dunia seni adalah dunia yang tanpa garis yang jelas, semua karya seni adalah benar, tergantung cara pandang.

Jika kita kembali kepada awalnya, bahwa seni juga digunakan untuk berekspresi dan menuangkan gagasan, berarti karya seni yang diproduksi merupakan ekspresi dari gagasan yang ingin disampaikan oleh seorang seniman. Berarti pula, apabila ada karya seni yang mengandung unsur pornografi, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa si seniman memang berpikiran jorok. Atau kalo misalkan karya seni itu kita konversi menjadi bentuk kata-kata, maka si seniman sedang mengeluarkan kata-kata jorok. Bah, di mana keberadaban manusia yang konon katanya adalah makhluk yang bijak?

Belum lagi dengan bermacam-macam kasus tentang tarian erotis di panggung hiburan dan media massa, nyanyian-nyanyian dengan kata-kata vulgar tanpa malu-malu, dan foto model dengan serba aurat terbuka, dengan hanya berargumentasi, "itu karya seni".

Saya tidak mau berpanjang lebar lagi. Yang ingin saya ungkapkan adalah, Seni itu hanyalah ilmu alat/pelengkap untuk memudahkan kehidupan dan berekspresi. Sekadar alat, dan bukan menjadi tujuan hidup manusia. Maka jangan sekali-kali menjadikan seni sebagai tuhan yang bisa membenarkan apapun demi seni itu sendiri. Karena kita telah punya Tuhan Yang Maha Esa.