Rabu, 31 Agustus 2011

Tetesan Terakhir


“Kita tidak tahu kedepannya akan menjadi apa. Masa depan bukan milik kita! Entah aku akan memiliki keyakinan yang kuat atau murtad, aku tidak tahu! Kita tengah berproses dan orang yang menjalani proses pencarian --yang sama-- adalah orang yang memiliki kedekatan spiritual dengan kita. Kita tidak berhak melecehkan mereka! Melecehkan orang atheis, melecehkan agama agama lain diluar agama kita, melecehkan agnostis selama mereka menyadari dan menjalani proses pencarian kebenaran dalam kehidupannya. Kita tidak berhak melecehkan karena masa depan selalu terbuka untuk di jalani, karena masa depan itu gelap, meskipun kita berusaha menentukan, dan menjalani sebab akibatnya. Waktu merupakan kanvas dan kematian merupakan tetesan terakhir warna pada kuas kehidupan. Kita tidak mengetahui akhir hidup kita. Berusahalah dan teruslah berdoa.”
-Fidel, dalam novel Riang Merapi, oleh Divan Semesta

Siap-siap Mudik


setiap orang pasti punya kampung halaman
setiap orang pasti punya rumah
setiap orang pasti ada yang selalu menunggu untuk kepulangannya
meskipun ia berkata bahwa ia kuat untuk selalu ada di perantauan
bohong. tipu. hoax
itu tidak benar.
hatinya tidak berkata itu.
pulanglah kawan. pulanglah
pulanglah dengan membawa kebahagiaan
pulanglah dengan membawa ketenangan
pulanglah dengan membawa senyuman
untuk orang-orang yang selalu menunggumu
***
"Hai jiwa yang tenang
pulanglah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku
Masuklah ke dalam syurga-Ku"

Ya Allah, ampuni dosa
kaum muslimin dan muslimat,
mukminin dan mukminat, yang
belum mudik dan yang
telah mudik pada-Mu