Senin, 04 November 2013

Adab: Agar Akal Kuat

Para ulama salafusshalih terkenal memiliki akal yang tajam dan daya ingat yang kuat. Dalam keluarga mereka, paling kurang seorang dari anggotanya, mestilah merupakan penghafal al- Qur’an. Imam Syafi’i misalnya sudah menjadi hafizh sejak usia belia. Adapula yang menghapal puluhan ribu hadits, contohnya Imam Ahmad bin Hambal. Apa sebenarnya rahasia kekuatan akal mereka?

Dengan mengacu pada al-Qur’an dan sunnah, para ulama sepakat bahwa secara umum syarat utama untuk mempunyai akal yang sehat dan kuat ialah menjauhi segala maksiat. Masih banyak nasihat lain yang menurut ahli-ahli etika Islam dapat menguatkan akal kita,di antaranya sebagai berikut:

Dari segi jasmani 

  1. Hanya makan makanan yang halal dan thayyib (baik)
  2. Banyak makan makanan yang bergizi 
  3. Tidak makan berlebihan 
  4. Makan makanan yang manis-manis seperti kismis, kurma, dan madu 
  5. Makan daging kambing (bagi yang tidak darah tinggi) 
  6. Banyak makan buah-buahan dan susu

Para ahli kedokteran dan ilmuwan Islam juga menganjurkan siapapun yang ingin menjaga kekuatan akal pikiran, hendaknya menjauhi makanan sebagai berikut: 

  1. Minuman yang di dalamnya terdapat semut 
  2. Tidak terlalu banyak makan makanan yang masam 
  3. Tidak tidur setelah shalat subuh, ashar, dan magrib 
  4. Menjaga kebersihan dalam semua aspek terutama gigi dengan bersiwak (menggosok gigi) setiap kali waktu shalat, atau sekurang–kurangnya dua kali sehari 

Dari segi kejiwaan 

  1. Perbanyak berinteraksi dengan al–Qur’an, baik membaca maupun men–tadabbur (menelaah) isinya
  2. Selalu mengingingat Allah dalam setiap keadaan dan tempat 
  3. Selalu mengingat kematian 
  4. Sering–sering memikirkan kondisi ummat dalam rangka dawah 
  5. Jangan sia-siakan waktu untuk hal–hal yang tidak bermanfaat 
  6. Banyak membaca buku, khususnya tentang kecerdasan dan manajemen pikiran 
  7. Bergaul dengan jama’ah orang–orang shalih
  8. Sering–sering melakukan tafakkur alam (berpikir dan merenung tentang keagungan alam semesta) 
  9. Berusaha melatih diri untuk menuangkan gagasan dalam tulisan 
  10. Melatih pikiran dengan mempelajari ilmu logika dan berdiskusi

Disiplin untuk melatih kekuatan akal ini harus dilakukan secara terus–menerus dan konsisten, supaya kemampuannya dapat digunakan semaksimal mungkin. Dengan begitu , insya Alloh kita dapat meningkatkan kualitas dan prestasi sebagai hamba Alloh subhanahu wa ta’ala, untuk meraih sukses kehidupan dunia dan akhirat.

(Sumber: Majalah Suara Hidayatullah)

2 komentar:

be responsible with your comment....