Minggu, 13 Januari 2013

Sebuah Dunia

Bayangkan sebuah dunia dimana semua orang berlomba-lomba untuk meraih ridha dan kecintaan Sang Khaliknya, Allah azza wa jalla. Ketika pemimpinnya berkata, “Fulanah akan memasuki surga pertama kali di antara kalian”, maka semua orang sibuk mencari tahu siapa dia dan apa yang menyebabkan dia menerima kemuliaan itu. Itulah masyarakat yang menjadikan surga sebagai kenikmatan yang paling nikmat. Dan neraka sebagai siksaan yang paling tidak diingini. Perkataan Rasul ialah kebaikan yang harus diikuti. Serta kehalalan dan keharaman menjadi standar dalam memilih sikap.

Dunia yang pemimpinnya memimpin dengan penuh tanggung jawab karena sadar bahwa rakyat yang dipimpinnya ibarat domba gembalaan yang harus diurusi dan sadar bahwa ia akan dimintai pertanggungjawaban.

Dunia yang pejabat publiknya dengan pekerjaannya menjadikannya sebagai pelayan yang melayani masyarakat.

Dunia yang pedagangnya bersungguh-sungguh dalam menjualkan barang dagangannya, karena ia sadar 
bahwa rizqi Allah sangatlah luas. Dan sangat menjaga diri dari kecurangan dalam perdagangan, karena ia sadar bahwa kecurangan itu membuahkan kecelakaan di hari berbangkit.

Dunia yang para dokternya bersungguh-sungguh untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit, karena mereka sadar bahwa kesembuhan ialah milik Allah dan manusia wajib berikhtiar dalam usaha yang manusia mampu.

Dunia yang para ilmuwannya bersungguh-sungguh untuk menghasilkan penemuan baru, karena mereka sadar itu termasuk shadaqah jariyah yang tidak akan terputus, semata-mata untuk keselamatan di hari berbangkit.

Dunia yang tentara-tentaranya tidak pernah lelah untuk berlatih dan tidak takut menghadapi kematian di medan perang, karena mereka sadar syahid ialah berarti kehidupan yang lebih panjang.

Dunia yang para gurunya bersungguh-sungguh untuk mendidik muridnya semata-mata agar muridnya paham apa yang harus mereka lakukan di dunia dalam rangka menaati Allah dengan berbagai macam aktivitas dan profesi.

Dunia yang para suami dan istri sama-sama memahami hak dan kewajibannya, serta mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholeh, karena mereka sadar bahwa do’a anak yang sholeh ialah amal jariyah bagi orang tuanya.

Inilah dunia yang dibangun atas kesadaran. Kesadaran yang Islami. Kesadaran yang dilandasi oleh aqidah Islam. Sadar siapa diri ini, dari mana berasal, dan hendak kemana setelah dunia ini berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

be responsible with your comment....