Kamis, 21 Januari 2010
Peningkatan Resiko Gempa di Indonesia
Gempa yang mengguncang Padang akhir September tahun lalu dan merenggut nyawa lebih dari 1000 orang, telah berlalu. Namun itu bukanlah gempa besar. Para ahli sekarang masih menunggu datangnya gempa lain yang lebih besar di belahan barat bumi Andalas. Hal ini dikemukakan dalam paper yang dipublikasikan 18 Januari di Jurnal Nature Geoscience.
Penulisnya, Prof. McCloskey, dari Universitas Ulster, mengimbau pemerintah dan organisasi nonpemerintah untuk mempersiapkan hal ini. Karena akan sangat menyedihkan apabila kita kembali melihat pemandangan seperti akhir september lalu di Padang atau pekan lalu di Haiti. Begitu banyak korban jiwa serta korban yang kritis akibat tidak tertangani dengan baik. Atau ada anak-anak yang mati akibat kekurangan beberapa jahitan atau tidak mendapat gips bagi yang patah kaki.
Daerah barat sumatera, adalah daerah pertemuan lempeng Samudera Hindia dan lempeng Eurasia. Kedua lempeng tersebut telah bertumbukan dan menyimpan sejumlah besar energi, dan akan dilepaskan hanya dalam tempo yang singkat saja. Dapat diilustrasikan seperti busur yang ditarik perlahan kemudian dilepaskan secara cepat.
Gempa Haiti pekan lalu, menambah keyakinan para ahli bahwa gempa di sumatera akan menyusul. Mereka tidak dapat menentukan seberapa besar kekuatan gempa tersebut, hanya diperkirakan mungkin lebih besar dari 8,5. Begitu pula dengan potensi terjadinya tsunami, mereka belum dapat memastikan.
Oleh karena itu akan sangat lebih baik apabila kita semua mempersiapkan diri kita dalam menghadapi kemungkinan terburuk tersebut. Menyediakan meja yang kokoh untuk tempat berlindung dalam keadaan yang mendesak adalah cara yang baik. Berikut ini
Pada kesimpulannya, para ahli tidak dapat meprediksi dengan tepat posisi dan waktu terjadinya gempa. Sekali lagi, langkah paling cerdas yang dapat kita lakukan hanyalah mempersiapkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
be responsible with your comment....