Namun ada hal yang jauh lebih penting yang dimiliki manusia, yang mana hal tersebut yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan. Yaitu akal.
Akal merupakan khasiat atas otak manusia. Sebagaimana khasiat tajam terkandung di dalam pisau sehingga dapat digunakan untuk membelah benda-benda yang memungkinkan. Khasiat tajam pada pisau memungkinkannya mempunyai fungsi membelah benda-benda yang memungkinkan. Khasiat akal pada otak memungkinkan manusia berpikir atas apa-apa yang memungkinkan. Hasil berfungsinya khasiat pisau adalah terbelahnya benda-benda, sedangkan hasil berfungsinya khasiat otak adalah pemikiran.
Manusia yang sejati ialah manusia memiliki akal yang sehat. Dan akal yang sehat akan tercermin pada pemikiran yang sehat pula. Apabila kita ingin mengetahui apakah fungsi biologis otak kita baik atau tidak, kita dapat menggunakan metode pemindaian otak. Lantas bagaimana cara kita untuk mendiagnosa pemikiran kita, apakah sehat atau tidak? Maka tentunya harus ada pula metode pemindaian pemikiran (ini istilah yang saya buat-buat sendiri).
Salah satu cara praktis yang sudah saya buktikan mengenai metode mendiagnosa pemikiran ialah dengan menulis, menuliskan pemikiran yang ada di benak kita. Dalam proses membuat tulisan, kita dituntut untuk menyampaikan pemikiran kita dalam bentuk tulisan dan harus dapat dipahami oleh orang yang membacanya. Pada proses itulah seringkali akan muncul kebingungan dalam pikiran kita sendiri mengenai kevalidan logika dan
Dalam proses pemindaian pemikiran lewat tulisan setidaknya ada 2 hal yang dapat kita diagnosa. Yang pertama ialah detail dari pemikiran. Dalam proses menuliskan pemikiran, kita dituntut untuk detail dalam penjelasan. Misalnya dengan mengadopsi prinsip jurnalistik 5W 1H, atau dengan detail tiap kronologis kejadian.
Yang kedua, ialah sistematis. Alur pikiran yang sistematis membuat orang yang membaca tulisan tersebut lebih mudah untuk paham. Sistematis dari tulisan pemikiran dapat dibangun misalnya dengan menyampaikan argumen-argumen yang umum terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan argumen-argumen khusus, atau bisa sebaliknya, dari khusus ke umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
be responsible with your comment....